Sel tumbuhan memiliki sifat autonom dan totipotensi. Autonom berarti dapat mengatur aktivitas hidupnya sendiri. Adapun totipotensi adalah kemampuan sel tumbuhan untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali. Prinsip inilah yang menjadi dasar pelaksanaan teknik kultur jaringan. Kini teknologi kultur jaringan ini sangat bermanfaat bagi bidang pertanian. Kultur jaringan membuat banyak terciptanya penemuan-penemuan baru yang menjadikan pertanian sangat berkembang. Seperti bibit unggul yang menghasilkan panen lebih banyak dari sebelumnya. Nah apa yang dimaksud dengan kultur jaringan.
Kultur jaringan dilakukan di dalam laboratorium khsusus yang steril dengan pencahayaan dan suhu terkontrol. Bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan, dan organ) yang digunakan dalam kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan diambil dari bagian yang masih muda (primordial), sel-selnya masih bersifat meristematis, dan mengalami proses diferensiasi.
Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah cara perbanyakan tumbuhan secara in vitro dengan cara mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel, jaringan, atau organ tumbuhan serta menumbuhkannya pada medium buatan secara aseptis (bebas hama) agar bagian-bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Kultur jaringan dilakukan di dalam laboratorium khsusus yang steril dengan pencahayaan dan suhu terkontrol. Bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan, dan organ) yang digunakan dalam kultur jaringan disebut eksplan. Eksplan diambil dari bagian yang masih muda (primordial), sel-selnya masih bersifat meristematis, dan mengalami proses diferensiasi.
Tujuan Teknik Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut.- Menghasilkan tanaman dalam jumlah besar dengan lahan yang tidak terlalu luas dan waktu yang singkat.
- Menghasilkan tanaman yang bebas penyakit.
- Melestarikan jenis tanaman langka.
- Mempertahankan sifat-sifat tanaman induk.
- Menghasilkan varietas tanaman baru dengan kultur fusi protoplas.
Tahapan-Tahapan Teknik Kultur Jaringan
Tanaman yang dibudidayakan menggunakan teknik kultur jaringan umumnya merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi atau tanaman yang sulit dikembangkan. Adapun tahapan-tahapan dalam teknik kultur jaringan sebagai berikut.1. Tahapan persiapan dan sterilisasi eksplan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan medium tanam dan sterilisasi alat. Medium tanam berupa medium agar-agar yang diberi tambahan unsur makro dan mikro, asam amino, vitamin, gula serta hormon pengatur tumbuh. Medium harus disterilkan menggunakan uap panas bersuhu 140°C dan bertekanan 1atm dengan waktu yang telah ditentukan agar aseptis. Alat yang digunakan untuk sterilisasi medium dan pertanian disebut autoklaf. Selanjutnya, dilakukan pengambilan eksplan dari tanaman yang sehat.2. Tahapan inokulasi
Pada tahap ini dilakukan penanaman eksplan dalam ruangan tertutup dan telah disterilkan. Ruang penanaman dapat berupa entkas (ruangan tertutup dan terbuat dari kaca) atau Laminar Air Flow (LAF). Ruang penanaman harus disterilkan dahulu menggunakan alkohol atau formalin. Demikian pula peralatan untuk menanam seperti pinset, dan dissecting set juga harus disterilkan dengan cara mencelupkannya pada alkohol 90% lalu dibakar sebelum digunakan. Selanjutnya, eksplan disterilkan menggunakan larutan hipoklorit dan dipotong-potong kecil kemudian diinokulasi dalam medium tanam. Eksplan dalam medium kultur ini kemudian dipelihara di dalam ruangan aseptis yang terkontrol lingkungan fisiknya.3. Tahapan subkultur
Setelah terbentuk calon tumbuhan (akar/tunas), dilakukan pemindahan ke medium yang baru. Komposisi hormon dalam medium tanam yang baru biasanya berbeda dengan komposisi hormon pada medium yang digunakan sebelumnya. Hasil kultur dapat berupa tunas atau kalus. Kalus adalah massa sel yang tidak terdiferensasi. Selanjutnya, kalus dipindahkan ke dalam medium yang diberi hormon auksin dan hormon sitokinin yang seimbang. Kalus akan berdiferensasi membentuk organ tumbuhan sehingga individu baru terbentuk.4. Tahapan Aklimatisasi
Bibit tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan berupa tumbuhan kecil yang disebut plantlet. Plantlet harus diaklimatisasi sebelum dipindah di lahan tanam. Aklimatisasi dilakukan agar plantlet beradaptasi dengan lingkungan baru. Plantlet ditanam dalam polybag dan diletakkan ditempat yang teduh. Seiring dengan pertumbuhannya, intensitas cahaya yang mengenai tanaman hasil kultur ditambah.Semua peralatan dan kegiatan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus aseptik agar bagian tanaman yang dikultur bisa tumbuh menjadi individu baru. Jika tidak steril, akan terjadi kontaminasi oleh bakteri, jamur, atau virus yang dapat mengakibatkan eksplan menjadi rusak.
Kelebihan dan Kekurangan Kultur Jaringan
Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut.- Dapat menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.
- Tidak memerlukan tempat luas.
- Tidak bergantung pada musim sehingga bisa dilaksanakan sepanjang tahun.
- Bibit yang dihasilkan lebih sehat dan seragam.
- Memungkinkan untuk dilakukan rekayasa genetika.
Selain memiliki kelebihan, teknik kultur jaringan mempunyai kekurangan sebagai berikut.
- Memerlukan biaya besar karena harus dilakukan dalam laboratorium yang steril serta menggunakan bahan kimia.
- Memerlukan keahlian khusus.
- Memerlukan aklimatisasi ke lingkungan luar karena tanaman hasil kultur berukuran kecil dan bersifat aseptik.
Berlangganan Artikel Gratis Via Email
Suka dengan artikel diatas? Jangan lewatkan postingan-postingan menarik lainnya dengan berlangganan artikel gratis yang akan dikirim otomatis ke alamat Email Anda.
No comments:
Post a Comment